Amieh dan Abieh bukanlah orangtua yang suka membentak anaknya. Bukan pula tipikal orangtua yang suka mengintimidasi anaknya dengan "mata melotot" atau "tolak pinggang".
Amieh dan Abieh menyadari bahwa sibling rivalry tidak bisa disalahkan sepenuhnya kepada anak. Sebab, orangtua pun bisa menjadi faktor penyebab timbulnya sibling rivalry.
Itulah yang memotivasi Amieh dan Abieh untuk segera mengatur siasat gaya parenting mereka untuk mengubah sibling rivalry menjadi sibling lovely dengan penuh cinta, kesabaran, dan kelembutan.
Amieh Abieh harus pandai melihat kondisi anak-anaknya, cara seperti apa yang bekerja untuk anak-anak mereka, dan bagaimana mereka harus bersikap bijak dalam mengatasi masalah.
Tentu, dalam proses mengubah sibling rivalry menjadi sibling lovely ada trial dan error. Strategi yang dijalankan pun terus mengikuti perkembangan usia anak-anak.
Hanya, ada beberapa strategi yang secara konsisten diterapkan Amieh dan Abieh sejak kehamilan AIUEO. Cara-cara ini pun berhasil mengurangi persaingan antarsaudara dalam keluarga mereka.
AIUEO, Shakira, dan Alysta tumbuh menjadi anak yang kompak dan saling peduli, meski pertengkaran dan perdebatan merebutkan sesuatu tetaplah ada.
Namun, uniknya, pertengkaran itu justru bisa membuat ikatan persaudaraan di antara mereka menjadi lebih erat dan terikat.
Nyatanya, meski sibling rivalry tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tapi sibling rivalry bisa diarahkan ke arah yang bisa berdampak positif.
Selaras dengan para ahli yang mengatakan bahwa persaingan antarsaudara kandung juga bisa memiliki efek positif, jika ditangani dengan baik dan tepat.