Islamic photo created by rawpixel.com - www.freepik.com
-----
Jiwa sosial dan masyarakat sejatinya telah dimiliki anak secara fitrah. Artinya, sejak anak-anak lahir, terdapat kecerdasan sosial yang mereka bawa. Namun dalam perjalanan tumbuh kembangnya, anak bisa jadi kehilangan jiwa sosial tersebut. Di sinilah peran kita sebagai orangtua untuk mendidik mereka.
Khalid Ahmad Syantut dalam bukunya Daurul Bait fi Tarbiyati-t Tifli Al Muslimin (Peran Rumah dalam Pendidikan Anak Muslim) menjelaskan, orangtua dapat mendidik anak berjiwa sosial dengan memberikan berbagai sarana. Berikut beberapa sarana yang dapat diberikan kepada anak agar mereka memiliki jiwa sosial kemasyarakatan.
1. Memberi Teladan yang Baik
Anak adalah peniru ulung. Karena itulah contoh yang baik merupakan cara paling efektif dalam mendidik mereka. Keteladanan yang baik tentu harus dimulai dari orang terdekat, yakni ayah dan bunda. Berilah keteladanan tentang prinsip musyawarah, tolong menolong, kepemimpinan ayah, menghormati yang tua, menyayangi yang muda.
Contoh dan keteladanan sangat bergantung pada ayah dan bunda. Anak tak akan mudah terpengaruh orang lain di lingkungan luar rumah, apalagi jika perilaku mereka bertolak belakang dengan perilaku ayah dan ibu. Apa yang anak-anak dapatkan dari perilaku ayah dan ibunya, akan tertanam kuat, bahkan menjadi sifat permanen seumur hidupnya.
2. Keluarga yang Harmonis
Kondisi keluarga yang damai dan harmonis berdampak positif pada jiwa anak. Termasuk jiwa sosialnya. Seorang anak yang tumbuh besar di tengah keluarga harmonis, akan menumbuhkan jiwa pemberani, memiliki hubungan yang luas terhadap orang lain, serta merasa nyaman ketika berinteraksi dengan masyarakat.
Sebaliknya, jika anak sering kali melihat pertengkaran ayah dan ibunya, mereka tumbuh besar dengan sifat egois, mudah tersinggung. Dengannya, mereka akan kesulitan berinteraksi di tengah masyarakat.
3. Bermain Bersama
Bermain merupakan kebutuhan asasi bagi setiap anak. Dalam upaya mendidik mereka untuk berjiwa sosial, bermain merupakan salah satu cara yang tepat. Pasalnya, bermain bersama teman merupakan salah satu fitrah yang dimiliki anak-anak. Karena itulah, ayah dan ibu hendaknya menyediakan waktu khusus untuk anak-anak agar bermain dengan teman-teman seusianya.
Selain itu, rumah juga menjadi tempat bermain bagi anak. Ayah dan ibu adalah rekan bermain anak-anak. Karena itu, sediakanlah tempat dan fasilitas untuk mereka bermain, serta luangkan waktu untuk bermain bersama mereka.
4. Ajak ke Masjid
Mengajak anak pergi ke masjid pun salah satu cara mendidik mereka berjiwa sosial agar kelak mereka dapat bermasyarakat. Cara ini memiliki tahapan sesuai usia anak. Saat anak berusia empat tahun, ajaklah ia ke masjid. Ajarkan kepadanya adab-adab di rumah Allah.
Lalu di usia lima tahun, ajak anak ikut serta dalam kegiatan tahfidz Al Qur’an yang ada di masjid. Jika anak terbiasa ke masjid sejak usia dini, akan muncul pada dirinya keterikatan dengan masjid. Di masjid pula, anak belajar berinteraksi dengan positif.
5. Berinteraksi di TK
Taman kanak-kanak di sini bukanlah termasuk tempat penitipan anak. TK atau kelompok bermain dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan jiwa sosial anak. Jouerslid mengatakan, terdapat beberapa pengaruh positif ketika anak masuk ke TK atau kelompok bermain, yaitu memperluas ruang kegiatan anak, meningkatkan interaksi sosial, mengajarkan mereka bermain bersama orang lain, serta melatih emosionalnya saat bermain. Hanya saja, Khalid Syantut menggarisbawahi bahwasanya orangtua janganlah memasukkan anak-anak ke TK kecuali setelah usia mereka mencapai lima tahun.
Selain mendidik untuk menumbuhkan jiwa sosial pada anak, kita juga semestinya memperhatikan adab anak-anak. Jika anak terbiasa dengan pendidikan adab dari orangtuanya, mereka pun akan memiliki adab dan sopan santun ketika berinteraksi sosial dengan dunia luar.
